PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016-2017

Adapun penyebab kematian neonatal adalah: • Kematian karena BBLR (berat badan lahir rendah) sejumlah 149 tertinggi di Kab. Sambas sejumlah 34, dan terendah diKab. Mempawah sejumlah 1.
• Kematian karena asfiksia (kematian bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur) sejumlah 196, tertinggi di Kab.Sintang sejumlah 30 dan terendah di Kabupaten Landak sejumlah 6. • Kematian karena tetanus neo naturum oleh bakteri Clostridium tetani(bakteri penghasil racun neurotoxin yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat masuk ke tubuh melalui luka goresan, sobekan atau luka tusukan yang disebabkan oleh benda-benda yang terkontaminasi)sejumlah 10 tertinggi di Kab. Mempawah sejumlah 4. • Kematian karena Sepsis (kondisi berbahaya yang disebabkan oleh komplikasi dari infeksi. Sepsis terjadi ketika senyawa kimia yang dilepaskan oleh tubuh ke dalam darah memicu peradangan pada seluruh tubuh)sejumlah 46tertinggi di Kab. Sintang sejumlah 17 dan nihil di Kab. Melawi. • Kematian karena kelainan Kongenital (cacat bawaankarena kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telurdisebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik) sejumlah 54 tertinggi di Kab. Bengkayang dan Sanggau masing-masing sejumlah 7 serta nihil di Kab. Sambas dan Kayong Utara. • Kematian karena Ikterus(berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanyadeposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin).Ikterus pada neonatus akantampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL, selama tahun 2017 tidak terjadi/nihil. • Kematian lainnya (kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya yang disebabkan oleh Infeksi saluran pernapasan bawah (flu, pneumonia),Komplikasi infeksi tali pusar dan plasenta dan Sepsis bakteri) sejumlah 125 tertinggi di Kab Sambas sejumlah 24 dan terendah di Kota Pontianak sejumlah 1.